creative

Open Class Mesin Laser dan 3D Printer Volunteer Angkatan 5

Posted on Updated on

Hallo! Hallo! Fabbers, para volunteer angkatan 5 sekarang udah masuk ke open class mesin-mesin yang ada di FabLab nih. Sebagai volunteer, harus tahu dong gimana cara mengoprasikan mesin laser dan 3D printernya. Nah kita bakal ceritain satu-satu, ada apa aja di open class volunteer angkatan 5 kali ini. Langsung aja, yuk!

Open class pertama, hari Sabtu 4 Maret 2017, para volunteer bakal dijelasin cara kerja mesin laser. Sebelumnya kita udah dikasih tahu koordinator masing-masing untuk nyiapin satu desain yang bakal dipraktekan nanti.

Persiapan open class dimulai jam setengah 9, dan rencananya nih bakal mulai jam 9. Tapi ya, karena ada beberapa volunteer yang masih tersendat di rumah dan di perjalanan, jadi open class kali ini baru bisa dimulai sekitar jam 10. Hehehe..

Volunteer yang hadir ada 13 orang. Walaupun gak semua volunteer angkatan 5 bisa dateng, tapi open class tetap berjalan. Setelah kelas dibuka oleh Mas Al, pertama-tama gak langsung praktek dong. Karena kita juga perlu menyimak dulu arahan dan penjelasan tentang mesin laser, supaya lebih ngerti dan aman pas menggunakannya, ya nggak? Penjelasan mesin laser ini disampaikan oleh Mbak Fikih sebagai koordinator divisi operasional. Mbak Fikih ngejelasin part-part yang ada di mesin laser, material apa aja yang bisa dipakai, ukuran maksimal yang bisa di cut dan sebagainya. Gak lupa juga, Mbak Fikih ngingetin masalah keselamatan atau ke-safety-an (halah maksa). Karena ya kita tahu sendiri, kayu aja bisa dipotong pake mesin laser, kalo gak hati-hati ntar malah tangan kita yang ke laser, sereeeemm.

P3046813
Mbak Fikih, koordinator divisi operasional, lagi ngejelasin materi tentang mesin laser

Yak! Setelah Mbak Fikih ngejelasin semua-muanya, langsung pindah ke mesin lasernya. Dimesin laser, ada Kang Triyan yang udah stand by untuk mendemokan cara kerja mesin laser. Langkah awalnya adalah penjelasan ada tombol apa aja di mesin laser dan gimana cara menghidupkan mesinnya. Setelah mesin berhasil dinyalain, Kang Triyan ngejelasin penggunaan software-nya, apa aja setingannya dan gimana cara ngatur setingannya. Setingan ini juga gak sembarang seting, harus disesuaikan dengan jenis bahan dan pertimbangan hasil yang kita pengen nantinya. Dan tenang aja, catetan riset setingannya sebagian udah ada kok, jadi gak butuh waktu lama buat mikir.

Nah, tiba deh waktunya kita nyobain sendiri mengoprasikan mesin laser. Satu persatu volunteer yang ada praktek sendiri dengan desain yang udah disiapin masing-masing.

Dan ini nih hasil laser cut kita.

Itu tadi open class pertama tentang mesin laser, sekarang kita lanjut ke cerita open class mesin 3D. Open class yang kedua ini berlangsung tanggal 11 Maret 2017. Seperti biasa, sebelum mulai, siap-siapin alat dulu dong. Proyektor, laptop, kamera, komputer, kursi-kursi, dan yang pasti mesin 3D nya udah harus disiapin dulu. Kalo semuanya udah siap, tinggal nunggu pesertanya deh.

Sama kayak open class minggu sebelumnya, kelas 3D printer mulai sekitar jam 10 dan volunteer yang dateng ada 13 orang. Yang bakal ngejelasin tentang 3D printer yaitu Adit koordinator volunteer divisi operasional angkatan 2. Adit ini yang pernah di training langsung oleh trainer yang emang ahlinya masalah 3D printer ini. Makanya, sekarang giliran Adit yang membagikan ilmu dan pengalamannya ke para volunteer baru.

Seperti biasa, acara dibuka oleh Mas Al. Gak jauh beda prosesnya sama kelas mesin laser yang lalu, awalnya kita harus tahu dulu apa itu 3D printer, kegunaannya apa, bagian-bagiannya, bisa bikin apa aja, bahan apa aja yang bisa dipake, sampe ke software-nya. Dan untuk kali ini Adit yang bakal ngejelasin semuanya.

Pasti udah banyak yang tahu dong ya, mesin 3D printer ini kegunaannya untuk apa. Ternyata sekarang, 3D printer gak cuma dipake buat bikin prototype untuk keperluan industri aja loh. Di luar negeri masyarakat umum pun punya 3D printer ini untuk keperluan pribadi dan kebutuhan sehari-hari. Misalnya, untuk bikin gagang pintu yang rusak, mereka gak perlu repot beli yang baru, tinggal bikin sendiri di rumah. Selain itu mereka juga memanfaatkan 3D printer sebagai alat edukasi ke anak-anaknya. Keren ya..

P3117127
Para koor yang baik, nyiapin makanan buat anak-anaknya

Setelah Adit selesai presentasi, sekarang waktunya mendemokan cara kerja mesin 3D. Penjelasannya mulai dari cara nyalain printer sampe cara masang bahan plastiknya. Desain 3D yang sudah dibuat, sebelumnya harus diset ukuran dan yang lainnya di software. Software yang dipake FabLab yaitu Cura. Software 3D lainnya juga bisa, kayak 3DS Max, AutoCad, 2Brush, atau Sketch Up, asal format penyimpanannya STL.

Sehabis demo, kita semua gantian nyoba bikin satu prototype. Dan ini hasilnya.

Untuk bikin satu print waktu yang dihabiskan beda-beda, tergantung dari ukuran dan setingan yang kita mau. Karena rata-rata volunteer yang praktek menghabiskan waktu 20-30 menit, dan karena keterbatasan waktu juga, jadi open class kali ini gak semua kebagian untuk nyoba bikin prototype nya. Ya gak apa-apa lah ya, seenggaknya udah tahu nih step by step nya, dan bisa dipraktekin di lain kesempatan.

Yak, itu tadi cerita open class volunteer angkatan 5 tahun ini. Semoga ilmu yang udah dibagi berguna buat para volunteer dan lebih semangat berkarya menyelasaikan proyek-proyeknya. Semangaaaatt!!!. Dan seperti biasa nih, sehabis ada aktivitas apapun kita semua musti foto-foto, hehe..

Brainstorming Angkatan 5

Posted on Updated on

Hallo Fabbers! Ketemu lagi nih dengan para volunteer baru FabLab angkatan 5. Baru aja, hari Jum’at tanggal 3 Februari kemarin kami ngadain brainstorming untuk semester ini. Banyak konsep dan ide-ide seru dari para volunteer kali ini pastinya. Brainstorming ini bertujuan mengeluarkan segala pemikiran, kreativitas, konsep project apa yang akan dibuat selama satu semester kedepan. Apa aja keseruannya? Yuk kita simak!

1

Brainstorming dimulai setelah maghrib dan dihadiri hampir seluruh volunteer baru dari semua divisi. Acara diawali dengan pembukaan oleh Thia sebagai MC dan dilanjutkan dengan sambutan dari founder kita, yaitu Bapak Hengky Hidayat. Sebelum mulai diskusi, dijelasin dulu rundown acara dan bagaimana aturan mainnya, biar gak bingung, bener gak? Hehe.

 

Tapi sebelum ke acara utama, kami makan malam bersama supaya ada asupan energi dan otak nya lebih cenghar, hahaha. Setelah perut diisi, kami dibagi jadi lima kelompok secara acak, jadi gak harus sama orang-orang di satu divisi, biar makin banyak ide yang bisa mix. Pertama kami diskusi bersama masing-masing kelompok. Tiap kelompok harus membuat tiga konsep project, yaitu project mini, midi, dan maxi. Kriteria konsep ditentukan dengan tingkat kesulitan, bahan, dan budget yang bakal dikeluarin. Kalau tingkat kesulitannya sedikit, bisa termasuk konsep mini, semakin besar kesulitan dan budget nya maka termasuk konsep midi dan paling tinggi, maxi.

 

Sesi diskusi berlangsung selama 30 menit dengan serius tapi santai. Gak lupa juga diselingin dengan canda tawa dari masing-masing kelompok. Setelah 30 menit, setiap project manager yang udah ditentukan sebelumnya, satu persatu maju kedepan dan mempresentasikan konsep yang udah didiskusikan.

Macem-macem ide kreatif nan seru sudah dipresentasikan, ada yang sederhana dengan bahan seadanya, namun juga ada yang spektakuler. Jadi gak sabar ya, pengen direalisasiin. Nah, untuk mulai eksekusi project pastinya harus melewati beberapa tahap supaya konsep yang udah dipikirin lebih matang lagi dan berhasil direalisasikan dengan aman dan lancar jaya!

Apa aja tahapannya? Pertama, masing-masing grup melakukan riset referensi dan membuat sketsa semua project yang bakal dibuat. Kedua, grup mendiskusikan sketsanya ke founder Fablab. Ketiga, membuat modeling 2D/3D. keempat, grup mendiskusikan lagi ke founder. Kelima, membuat mockup atau mini design. Keenam, diskusi lagi. Nah, tahap ketujuh, kalau udah di acc dan semua detail sudah siap, baru deh dieksekusi ke bentuk aslinya.

10

Sesudah diskusi seru dan presentasi, selanjutnya sesi sharing dengan founder Fablab. Disini untuk pertama kalinya Pak Hengky ketemu dan satu persatu berkenalan secara langsung dengan volunteer baru angkatan 5. Selain memberikan motivasi, Pak Hengky juga cerita-cerita banyak tentang latar belakang beliau, dan awal mula dibentuknya Fablab. Sharing dengan founder ini sekaligus mengakhiri acara brainstorming kali ini.

Nah, itu tadi cerita brainstorming angkatan 5. Semoga semua projectnya terealisasi yaa..